Kebonagung – Ratusan jamaah baik laki-laki maupun perempuan, tua dan muda nampak memadati halaman musholla Basrun Najah Dusun Kendal RT27 RW04 Kebonagung pada Selasa (24/01) malam. Acara yang digelar bersama dengan Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor PR GP Ansor Kebonagung tersebut merupakan tasyakuran dalam menempati musholla baru Basrun Najah.
Diawali dengan pembacaan maulid Diba’ dan dilanjutkan dengan pembacaan istoghosah, acara ini juga dihadiri oleh ketua MWCNU Porong Drs. H. M. Sugiono serta jajaran pengurus ranting dan pimpinan Badan Otonom Nahdlatul Ulama se Kebonagung. Turut hadir pula menyemarakkan suasana jajaran pemerintah desa dan anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo fraksi Partai Kebangkitan Bangsa H. Wahyudin Zuhri.
“Kami selaku ketua takmir musholla Basrun Najah hanya dapat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga yang telah membantu demi kelancaran acara malam ini. Tidak ada kata yang dapat kami ucapkan kepada bapak ibu semua selain hanya memohon kepada Allah agar amaliah panjenengan semua senantiasa diterima Allah dan mendapatkan ganti yang lebih baik”, ucap Sunardi ketua takmir dalam sambutannya.
Puncak acara ditutup dengan ceramah agama oleh ketua MWCNU Porong selaku pembina. Beliau berpesan agar takmir senantiasa berusaha semaksimal mungkin untuk meramaikan musholla dengan kegiatan ibadah dan menarik jamaah untuk datang.
“Tugas takmir dan pengurus musholla adalah memakmurkan musholla dengan menarik jamaah agar datang beribadah. Banyak hal yang bisa dilakukan misalnya dengan memaksimalkan pemuda pemudi dan anak-anak yang hobi bersholawat banjari untuk mengadakan kegiatan rutin dimusholla ini”, tutur beliau mengawali ceramahnya.
Menurut abah Sugiono, menjadi takmir musholla atau masjid harus senantiasa bersikap lunak tidak boleh berkeras hati. Kewajiban kita sebagai manusia hanyalah mengingatkan, urusan hidayah adalah hak mutlak dari Allah SWT.
” Jadi takmir itu jangan terlalu keras dan ekstrim, tugas kita hanya berdakwah dengan mengajak. Masyarakat sekitar mari diajak untuk bersama-sama meramaikan musholla”, lanjut beliau.
Kita tidak boleh menjadi hakim yang memvonis bahwa seseorang yang tidak pernah datang ke musholla adalah orang-orang buruk dimata Allah SWT. Baik buruknya seseorang dapat dilihat diakhir hayatnya. Bisa jadi orang yang semasa hidupnya senantiasa bermaksiat tetapi diakhir hayatnya malah bertaubat dan meninggal dalam kondisi khusnul khotimah.
“Perlu juga mengamati kondisi tetangga sekitar jarang datang ke musholla, barangkali mereka tidak hadir karena kondisi ekonomi misalnya tidak memiliki pakaian yang layak untuk digunakan berjamaah. Hal ini mungkin saja terjadi jadi sebagai takmir dan pengurus harus betul-betul jeli melihat kondisi masyarakat sekitar,”tutup beliau.
Diakhir ceramah beliau kembali menekankan pentingnya berdakwah ala ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah. Ciri khas dakwah Nahdlatul Ulama bukanlah dengan mudah memvonis dan menghakimi seorang pendosa disaat masih berbuat kesalahan, tetapi mengajak dan berharap agar hidayah Allah SWT turun maksimal diakhir hayatnya dia taubat kepada Allah SWT. Karena pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi kebaikan didalam sanubarinya sehingga sebagai sesama makhluk kita tidak berhak menjadi hakim mengalahkan sang Maha Rahman dan Rahim yakni Allah azza wajalla.
Sementara itu menurut Imron Fakhruddin salah satu pengurus ranting NU Kebonagung menyampaikan bahwa kegiatan malam ini dilaksanakan menjelang peringatan 1 abad NU karena sebagai sprit “Kado 1 abad Nahdlatul Ulama”. Kedepannya kegiatan semacam ini akan didesain menjadi NGERUMPI (Ngelumpukno Kader NU Memperkuat Ideologi) yang berarti mengumpulkan kader NU untuk memperkuat ideologi.
NGERUMPI akan berisikan rangkaian kegiatan dari seluruh badan otonom dan lembaga NU yang ada di Kebonagung antara lain Khotmil Qurán oleh JQHNU, sholawat oleh kader IPNU, mujahadah sholat-sholat sunnah oleh pengurus ranting NU, istighosah dan dzikir oleh rijalul ansor serta materi penguatan ideologi oleh LAZISNU dan LTMNU.