Harga kedelai melambung tinggi, GP Ansor Porong minta pemerintah untuk kendalikan harga dipasar

POIN NU Porong, Opini. Wakil sekretaris PAC GP Ansor Porong Zaky Anawawi meminta pemerintah untuk mengendalikan harga kedelai yang saat ini naik. Menurutnya, kenaikan harga kedelai ini membuat para pengrajin tahu dan tempe tercekik.

“Kasihan para pengrajin tahu dan tempe kalau harga kedelai fluktuatif, apalagi melambung tinggi. Kenaikan harga ini membuat pengrajin tahu dan tempe di daerah sidoarjo sulit mendapatkan untung,” kata Zaky dalam keterangan tertulisnya, (26/10).

Wakil sekretaris PAC GP Ansor Porong ini pun menekankan kepada dinas atau kementerian terkait agar menetapkan harga impor yang stabil. Sehingga tidak ada lagi perubahan atau fluktuasi harga yang mempersulit pengrajin tahu dan tempe.

Baca juga  Rijalul Ansor, Pentingnya Memahami Dasar Hukum Nahdlatul Ulama

Tak hanya itu, Zaky juga memberi solusi jangka panjang dengan meminta pemerintah mengurangi ketergantungan pada impor kedelai. Ia berharap adanya langkah sistematis guna meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Harapannya dengan hal ini ketergantungan terhadap impor menjadi berkurang.



“Saatnya sekarang pemerintah mengurangi ketergantungan dengan impor kedelai dan meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Kalau masih tergantung dengan impor, Indonesia tidak bisa mengendalikan harga kedelai,” Zaky.

Zaky menilai ketergantungan Indonesia terhadap impor kedelai masih tinggi. Diketahui dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor kedelai ke Indonesia mencapai US$ 1,48 miliar pada 2022. Nilai tersebut naik 47,77, impor kedelai mencapai 50% persen lebih untuk kebutuhan nasional setiap tahunnya. Sehingga Indonesia menjadi sangat tergantung dengan negara pengekspor. “Saat harga kedelai di negara pengekspor naik, begitu juga harga kedelai di dalam negeri, sehingga harga kedelai mengalami fluktuasi,” pungkasnya.

Sebagai informasi, data yang dilaporkan Kemendag menyebutkan Chart Tradingeconomics menunjukkan, posisi rupiah saat ini, melemah ke Rp. 15.357 per dolar AS. Anjlok dibandingkan posisi 9 Oktober 2022 yang masih di Rp. 14.828 per dolar AS.

Di saat bersamaan, Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga impor pada 12 Oktober 2022 naik ke Rp. 14.400 per kg dari posisi 9 September 2022 yang tercatat Rp. 14.200 per kg. Harga tersebut adalah rata-rata nasional. Harga kedelai dunia pada minggu pertama Februari 2022 mencapai 15,77 dolar AS per gantang. Harga tersebut diperkirakan naik terus hingga Mei 2022, menjadi 15,79 dolar AS per gantang.

Salah seorang pengusaha tempe diwilayah Porong M. Sholih menyampaikan bahwa dampak kenaikan harga ini sangat mempengaruhi proses produksi. “Mau bagaimana lagi, kita cuma bisa bersabar menghadapi himpitan ekonomi global ini. Mudah-mudahan saja bisa segera turun dan stabil seperti sedia kala” tuturnya.

 

Ditulis oleh       : M. Zaky Annawawi – Wakil Sekretaris PAC GP Ansor Porong

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *