Sidoarjo,Poin NU Porong – Konferensi nasional Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) yang bertempat digedung aula lantai 5 Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) pada Senin (06/02). Acara yang berlangsung pada pukul 14.00 siang tadi berjalan dengan kondusif dan lancar tanpa kendala. Turut hadir lebih dari 200 guru besar dan 500 doktor ISNU pada konferensi ini sekaligus menyambut acara satu abad NU di GOR Delta Sidoarjo.
Sambutan pertama dibuka oleh rektor UNUSIDA Dr. H Fatkul Anam,M.SI dimana beliau mengatakan suatu kehormatan bagi mereka telah di tunjuk oleh ketua ISNU Sidoarjo, beliau sudah menjabat sebagai rektor selama 2 periode.
Beliau menyampaikan bahwa UNUSIDA sudah mulai tumbuh dengan cepat salah satunya beberapa prodi terakreditasi unggul padahal baru berdiri selama 8 tahun.
“Kita juga mengejar dibidang SDM dan berharap pada 2026 dosen kita 50% sudah lulusan S3,” ujar beliau.
Sambutan kedua disampaikan oleh ketua ISNU Sidoarjo Dr. Sholehuddin, beliau berucap bahwa UNUSIDA ini baru 8 tahun tapi sudah banyak lompatan – lompatan akreditasi yang telah dicapai.
“Ini universitas yang muda tapi sudah banyak yang telah dicapai,” lanjut beliau.
Beliau juga sempat menyelipkan guyonan khas saat menyapa pada teman-teman dari ketua hingga perwakilan ISNNU yang lain.
“Kita punya banyak PR sebagai ISNU untuk memajukan 1 abad NU ini kedepanya. Kenapa? karena kemajuan pendidikan teknologi harus selalu berkembang kedepan dan kita harus bisa setidaknya menyamai levelnya agar kita tidak tertinggal sebagai power yang besar untuk agama serta negara kita Indonesia,” pungkas beliau.
“Pada kesempatan hari ini siapa pun yang hadir pada acara besar ini, kita punya tantangan besar bagi umat NU untuk membesar kan Indonesia di abad ke 2 nanti dan juga akan menjadi amal jariyah bagi kita,” tutur ketua Pimpinan Pusat ISNU Dr. KH. Ali Masykur Musa,SH.M.Si.
“Kita punya 3 angle power dari NU itu sendiri yaitu masa yang begitu besar, perekonomian kapital yang menjanjikan, punya patronase yang mengikat kepada para ulama dan sesepuh,” lanjutnya.
Yang menjadi masalah besar bagi kita adalah bagaimana kita mengelola NU dimana pastinya itu akan menjadi senjata besar, yang menjadikan perekonomian Indonesia berharap pada NU dan tentunya kembali untuk NU dan negara.