Ranting NU Kesamben, Poin NU Porong. Lailatul ijtima’ Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Porong dilaksanakan diranting NU Kesamben Desa Wunut Porong pada Jum’at (16/12). Kegiatan yang rutin diadakan setiap sebulan sekali ini merupakan salah satu bentuk mujahadah dan silaturahmi antar sesama kader dan pengurus NU mulai tingkat MWC sampai dengan tingkat ranting. Rintik-rintik gerimis tidak menghalangi serta menyurutkan niat nahdliyin untuk hadir pada acara tersebut.
Diawali dengan lantunan sholawat banjari kemudian sholat-sholat sunnah yang dipimpin oleh Ustadz H. Achmad Rosyadi serta dilanjutkan dengan pembacaan istighosah. Suasana hujan menambah kesyahduan para jamaah saat membaca istighosah karena turunnya hujan juga merupakan salah satu tanda turunnya rahmat Allah SWT.
Ketua tanfidziyah MWCNU Porong Drs.H. M. Sugiono dalam sambutannya menyampaikan bahwa salah satu bentuk kekompakan serta solidaritas kader-kader NU adalah dengan terselenggaranya kegiatan lailatul ijtima’. Acara yang meriah merupakan salah satu buah kerjasama antara pengurus ranting, masyarakat serta pemerintah desa setempat. “Seluruh elemen NU mulai dari badan otonom dan lembaga serta elemen masyarakat yang terdiri dari ketua RT, RW bahkan kepala desa dapat guyub rukun mendukung kegiatan positif ini yaitu lailatul ijtima’. Tanpa adanya kordinasi yang baik maka mustahil kegiatan semacam ini dapat terlaksana dengan baik” tutur beliau.
Acara inti di isi dengan ceramah agama oleh Al Habib Amrullah bin Husain Basyaiban dari Sidoarjo. Pada kesempatan malam hari ini beliau menyampaikan keutamaan sholawat serta pentingnya syukur kepada Allah SWT. Menurut beliau sholawat merupakan induk dan pangkal dari semua jenis dzikir di dunia. Semua thariqah, majelis dan wirid merupakan turunan dari bacaan sholawat kepada baginda nabi Muhammad SAW. ” Jika kita tidak ingin diremehkan oleh dunia, maka ingat apa yang saya katakan. Minimal sehari semalam kita harus membaca sholawat sebanyak 2500 kali kepada baginda nabi Muhammad SAW” jelasnya.
Beliau juga menerangkan pentingnya rasa syukur kepada Allah SWT karena pada hakikatnya seorang hamba yang pandai bersyukur merupakan hamba yang kaya raya dihadapan Allah SWT.
“Pada saat kita mampu mengucapkan syukur serta memahami syukur dari dalam hati dan sanubari kita, maka sesungguhnya kita adalah orang yang kaya raya di hadapan Allah SWT. Jika ingin dianggap sebagai hamba yang bersyukur, dalam sehari minimal kita harus mengucapkan kalimat hamdalah ( Alhamdulillah ) sebanyak 1000 kali” tutur beliau.
Karena dunia dan seluruh isinya tiada bandingnya dengan ucapan syukur seorang hamba kepada penciptanya yakni Allah SWT.
Di zaman akhir ini banyak sekali jiwa-jiwa (ruhani) yang protes kepada jasmani (jasmani). Hal ini disebabkan karena kita sebagai manusia hanya sibuk memberikan makan kepada jasad kita dan melupakan makanan bagi ruhani kita.
Tanda-tanda jiwa protes kepada jasad dapat dilihat apabila kita sering merasa sedih, gelisah ataupun sumpek karena urusan dunia. Padahal sudah jelas termaktib didalam hadits bahwasanya dunia akan datang dengan merunduk kepada hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT. Demikian juga sebaliknya, dunia tidak akan mendekat kepada hamba yang durhaka kepada sang pencipta yakni Allah SWT.
“Mohon maaf, Allah SWT berfirman bahwa Dia hanya percaya kepada orang-orang yang alim diantara kita” jelasnya.
“Oleh karena itu mari kita alimkan anak-anak kita agar kelak menjadi orang yang dipercaya oleh Allah SWT” ajak beliau.
Diakhir materi, beliau menyampaikan pesan penting agar kita senantiasa berkhidmat kepada Nahdlatul Ulama. Karena NU merupakan organisasi yang didirikan berdasarkan Al Qur’an, As Sunnah, Qiyas dan Ijma’. Hal ini yang menyebabkan NU tidak mudah untuk mengkafirkan atau menyalah kelompok lain yang berbeda dengan NU.
“Guru saya dhawuh, sampek kowe mati mujur ngalor madep ngulon. Ojo nganti lan sekali-sekali kowe metu teko NU soale organisasi sing paling bener cuma NU (Guru saya berpesan, sampai kamu meninggal membujur keutara dan menghadap ke barat. Jangan sekali-kali kamu keluar dari NU karena organisasi yang paling benar hanya NU)” pungkasnya.