Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sudah menjadi agenda rutinitas peringatan hari besar Islam (PHBI) yang dilaksanakan oleh mayoritas Umat Muslim di Indonesia pada umumnya. Peringatan ini bertujuan tidak hanya sekedar untuk mengingat, mengahayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah termasuk juga untuk meneladaninya dalam hidup
Sebagaimana tersebutkan dalam catatannya Sayyid al-Bakri, selaku pelopor pertama peringatan maulid adalah al-Mudzhaffar Abu Sa’id. Yaitu seorang raja bijaksana di daerah Irbil, Baghdad. Pada saat itu peringatan maulid dilakukan oleh masyarakat dari berbagai kalangan dengan berkumpul di suatu tempat. Mereka bersama-sama membaca ayat-ayat Al-Qur’an, membaca sejarah ringkas kehidupan dan perjuangan Rasulullah, melantuntan shalawat dan syair-syair kepada Rasulullah serta diisi pula dengan ceramah agama sebagai pelengkap kegiatan tersebut (Al-Bakri bin Muhammad Syatho, I`anah at-Thalibin, Juz II, hal 364).
Maulid Nabi Muhammad di tahun 1446 H (2024 M).
Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw seharusnya kita dijadikan momentum untuk meneladani perilaku mulia beliau khususnya dalam hal kepemimpinan di tengah masyarakat. Akhir- akhir ini kita sering dihadapkan dengan kenyataan kepemimpinan yang lebih mementingkan kelompoknya sendiri daripada memperjuangkan kepentingan rakyat kecil. Untuk itu meneladani kepemimpinan beliau sangatlah penting di tengah krisis kepemimpinan yang sedang melanda negeri ini.
Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw adalah Kepemimpinan yang patut diteladani sepanjang masa. Dimana beliau ini menjadi pribadi yang tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan masyarakat di sekitarnya yang masih hidup dalam kebodohan. Aspek kepribadian yang paling menonjol di dalam diri Rasulullah salah satunya adalah kejujuran. Beliau jadikan kejujuran ini sebagai prinsip dalam hidupnya.
Kehadiran pemimpin yang berintegritas seperti sosok Rasulullah Saw sangat kita butuhkan pada saat ini. Lalu apa itu Integritas? Sederhananya Integritas adalah bentuk kejujuran yang dipraktikkan secara konkret dalam kehidupan kita sehari-hari tanpa adanya sedikitpun niat jelek yang terselubung.
Sementara di tengah peringatan maulid Nabi Muhammad Saw 1446 H ini, ada wacana MLB (Muktamar Luar Biasa) NU ini pertama kali digulirkan oleh Presidium Penyelamat NU yang terdiri dari ulama yang juga cucu para pendiri NU. Koordinator Presidium MLB NU, Abdussalam Shohib atau yang akrab disapa Gus Salam mengungkapkan.
Sebagaimana penjelasan Gus Salam Latar belakang akan digelarnya MLB ini adalah Pertama, hanya dalam 3 hari, sejak 7 September 2024 Presidium Penyelamat NU telah mendapat ratusan aduan terkait PBNU. Dengan begitu, PBNU dinilai telah melanggar konstitusi NU, khususnya terkait khittah Nahdliyah. Kedua, PBNU dinilai mengintervensi tugas Pansus Haji untuk mengevaluasi penyelenggaraan haji. Ketiga, PBNU mengubah wajah dan tampilan jam’iyah, termasuk menjadi korporasi industri ekstraksi sumber daya alam. Selain itu, presidium juga menganggap bahwa PBNU telah merusak persatuan dan kesatuan jam’iyah dan jamaah NU melalui tata kelola, tata kerja, kinerja dan performa kepemimpinan PBNU.
Dengan berbagai temuan dan laporan tersebut, Presidium meminta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) untuk membekukan SK Pencatatan dan Pengesahan Perubahan AD-ART dan Kepengurusan PBNU sebagaimana tercatat dalam AHU-0001097.AH.01.08. Tahun 2024. Dan, Presidium akan menyelenggarakan Pra MLB di akhir September atau awal Oktober 2024 dengan mengundang PWNU se-Indonesia.
Uraian Pendapat,
(1) Prof. Dr. KH. Said Agil Siradj, MA
Kiai Said terdahulu pernah memberikan suatu pernyataan “Usulan MLB itu tidak rasional dan itu diusulkan oleh kelompok yang tidak suka Pak Hasyim (Ketua Umum PBNU non aktif KH Hasyim Muzadi-red) masuk politik (sebagai Cawapres berpasangan dengan Capres Megawati Soekarnoputri).” Menurut Said Agil, para pengusul MLB tersebut lupa bahwa pengangkatan dan pemberhentian Ketua Umum Tanfidziyah PBNU satu paket dengan Rais Aam dan Wakil Rais Aam, artinya jika ingin menggelar muktamar untuk mengganti Hasyim, maka harus pula mengganti KH MA Sahal Mahfudz dan KH Endin Fakhrudin Masturo (NU Online/Senin/14 Juni 2004). Pernyataan tersebut Ini seharusnya juga menjadi bahan renungan MLB yang akan dilaksanakan saat ini.
(2) KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mengatakan pertemuan sejumlah kiai di Bangkalan dengan pertemuan orang menganggur yang nongkrong. “NU ini organisasi resmi, Mas. Ini bukan orang nganggur di jalanan kaya nganggur di Bangkalan itu. Lain ini [acara di PCNU Surabaya]. Ini organisasi resmi terstruktur semuanya,” kata Gus Yahya. Maka itu, dia ogah menanggapi serius soal pertemuan sejumlah kiai NU di kediaman Syaikhona Kholil Bangkalan tersebut. Pun, dalam pertemuan itu termasuk 7 poin rekomendasinya yang salah satunya menyuarakan Muktamar Luar Biasa NU.
(3) Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Menurut Gus Ipul, upaya untuk melakukan MLB akan sia-sia. Terlebih para penggagas MLB NU tidak memiliki hak suara di organisasi NU. “Biasanya pikiran-pikiran seperti itu sulit terwujud. Untuk apa? Atas dasar alasan apa? Kalau memang mau ganti itu ada mekanismenya di NU, di NU itu sudah ada mekanismenya, saya rasa sia-sia lah, dan tak akan dapat dukungan.”
(4) KH. Achmad Solechan (Ketua PCNU Kota Depok)
mengatakan muktamar luar biasa itu sama halnya dengan melukai Khidmat Perjuangan NU. Khidmat Perjuangan NU berarti mengikuti garis-garis atau panduan nilai-nilai yang telah diputuskan menjadi tradisi di NU, seperti tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleransi), dan i’tidal (lurus). Sebagai Jam’iyyah yang selalu mengedepankan akhlakul karimah dan adab, katanya, ketika ada perbedaan pendapat bisa diselesaikan dengan cara dialog atau tabayun dan bukan langsung muktamar luar biasa.
(5) KH. Azis Hakim Syahrozie (Ketua PCNU Kabupaten Cirebon)
Menyebutkan, MLB bukanlah tradisi yang layak untuk dijalankan, kecuali dalam kondisi yang sangat mendesak secara syar’i.”Hal tersebut seharusnya hanya digunakan dalam situasi yang memenuhi kaidah fikih darurat, bukan sekadar perbedaan pendapat atau asumsi yang tidak mendasar.”
(6) KH. Imam Baihaqi, Ketua Organizing Committee (OC) MLB NU.
Menyebutkan sejak gerakan ini dimulai di Bangkalan, mengaku telah menerima banyak dukungan dari kiai, ulama, dan aktivis NU di berbagai daerah, meski mayoritas dari mereka masih bersikap hati-hati dan enggan muncul di publik.
(7) KH. Imam Jazuli, Lc. MA, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.
Menyebutkan, di dalam alam demokrasi dan organisasi modern, sebagaimana diimpikan oleh Ketua Umum sendiri, prinsip “suara Tuhan suara rakyat” tidak bisa dihindari. Munculnya gerakan akar rumput di kalangan warga NU Madura adalah tanda bahwa gaya kepemimpinan Ketua Umum PBNU tidak sejalan dengan suara rakyat.
Simpulnya dari tulisan ini, harapan kita bersama semoga di tengah peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1446 H ini ada titik temu tanpa ada yang merasa dirugikan. Didasari relasi kesadaran yang kuat dan tanggungjawab menjaga NU bersama. Untuk itu kehadiran para kiai khos atau kiai sepuh untuk turun gunung dinilai lebih tepat menengarahi
Ini bukan tanpa alasan yang mendasar, sebab kiai khos sejatinya adalah kiai yang memiliki kharismatik dan sangat dihormati di kalangan warga Nahdliyin. Karena itu, siapa pun yang mengaku warga Nahdliyin pasti akan menghormati kiai khos tersebut. Sebab kehadiran para kiai khos ini lebih bisa bersikap adil dan bijaksana dalam memberikan nuansa solusi atas polemik wacana MLB saat ini.
Semoga lekas berakhir……
Tetap rukun, kompak, maju bersama menyongsong Indonesia emas 2045……
Oleh : Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I
Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya; Pengurus LTMNU PCNU Sidoarjo; Ketua LDNU MWCNU Krembung.