Pesan KH Marzuki Mustamar (1) : Ingin hidup selamat, ayo ikut ulama NU

Kedungboto,Poin NU Porong – Peringatan haul masyayikh pondok pesantren Nurul Huda Al-Ayyubi Desa Kedungboto Porong digelar pada Minggu (19/02/2023) malam. Acara ini merupakan haul ke-8 KH Syamsul Huda, Drs.KH Anas Al-Ayyubi ke-20 serta KH Ma’shum bin Manshur ke-59.

Dihadiri oleh ribuan muhibbin serta alumni pondok pesantren Nurul Huda, pada kesempatan ini juga turut hadir ketua tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Dr.KH Marzuki Mustamar.

Baca juga  Mengenal lebih dekat sosok KH Anas Al Ayyubi

Diawali pembacaan maulid diba, acara dibuka dengan pembacaan tawassul oleh rois syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Porong KH Achmad Luqman Marzuki serta pembacaan surat yasin oleh KH A. Syabiq. Lantunan tahlil dipimpin secara langsung oleh ketua PCNU Bangkalan Madura KH Makki Nashir serta doa oleh cicit syaikhona Kholil Bangkalan KH Imam Bukhori Kholil.

Jajaran pengurus tanfidziyah MWCNU Porong beserta pimpinan badan otonom dan lembaga juga turut hadir memeriahkan acara dengan memakai dresscode jaket bertuliskan 1 ABAD NU yang merupakan seragam kebangaan paska puncak resepsi 1 abad Nahdlatul Ulama.

“Permasalahan yang dihadapi umat dijaman sekarang khususnya kaum milenial sangat lengkap sekali. Karena minimnya penguasaan ilmu agama hingga mereka tidak tahu sedang disesatkan apa tidak,”tutur yai Marzuki diawal materinya.

Jajaran pengurus MWCNU Porong. PP Nurul Huda AL Ayyubi. Foto : Abdul Hamid/Poin NU Porong

Menurut beliau penghafal Al Qur’an, penghafal kitab shahih Bukhari sekalipun masih berpotensi untuk tersesat dalam akidahnya.

“Pada zaman sahabat dimana Al Qur’an diturunkan, para sahabat tidak pernah secara langsung ujug-ujug mengambil ilmu dan hukum dari Al Qur’an melainkan tetap mengikuti Rasulullah SAW,”lanjut beliau.

Yang tepat adalah selalu mengikuti ulama karena para ulama sangat mumpuni dalam penguasaan ulumul Qur’an dan ilmu-ilmu pendukung lainnya sehingga tidak ada kesalahan dalam pengambilan hukum sebab mereka memiliki sanad keilmuan yang menyambung sampai Rasulullah SAW.

“Manusia paling mulia dan tercerdas didunia yakni baginda nabi Muhammad bahkan masih perlu berguru kepada guru yakni  malaikat Jibril. Karena saking semangatnya baginda nabi, beliau pernah merasa tergesa-gesa untuk melafadzkan dan menyampaikan wahyu yang sedang diajarkan oleh Jibril, maka beliau langsung ditegur oleh Allah SWT untuk menahan diri agar menunggu Jibril selesai mengajarkan terlebih dahulu,” tutur beliau.

Al Qur’an dan sunnah memang merupakan sebuah peta petunjuk dalam kehidupan manusia. Tetapi kita masih memerlukan bimbingan dari seorang guru untuk memahami bagaimana cara yang benar untuk membaca, memahami serta menerapkan Al Qur’an dan sunnah dalam kehidupan sehari-hari.

Menimba ilmu di pondok pesantren adalah langkah yang sangat tepat untuk menimba ilmu agama karena ada bimbingan dari guru secara langsung. Hanya di Nahdlatul Ulama sanad keilmuan ini betul-betul dijaga kemurniannya untuk menjaga ajaran islam sesuai tuntunan baginda nabi Muhammad SAW.

Orang jaman dulu itu bodoh-bodoh tetapi selamat karena punya prinsip untuk selalu mengikuti kyai. Sedangkan bangsa Arab yang tidak punya prinsip tersebut sangat mudah sekali disusupi ajaran-ajaran menyimpang ( ajaran wahabi ).

 

Pewarta   : Abdul Hamid

Editor      : Miftachul Arif

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *