POIN NU PORONG, PUASA RAMADHAN – Dalam rekam jejak sejarahnya, kehadiran Islam di Nusantara bertautan erat dengan perwujudan agama Hindu-Budha. Agama Hindu-Budha telah menjadi bagian pemula dari dasar-dasar keyakinan yang berkembang di kehidupan masyarakat Nusantara. Mustahil dinafikkan bahwa persinggungan keyakinan di awal kehadiran ajaran Islam dapat memicu kontraproduksi kehadirannya.
Namun menjadi catatan bersama, di antara semua kondisi tersebut, Islam datang ke Nusantara dengan kondisi santun dengan polarisasi sistem ritual mengakomodir budaya leluhur yang lebih awal mengisi ruang keagamaan dan keberagamaan masyarakat. Formulasi dakwah Islam di Nusantara bersinergi aktif dengan kondisi realistik budaya masyarakat yang berkembang di zamannya. Para da’i yang berjuang menyiarkan ajaran Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakat Nusantara melakukan pola-pola kearifan atas budaya lokal masyarakat.
Dalam kerangka ini, Walisongo atau para pendahulu yang bertindak sebagai da’i bagi syiar Islam di Nusantara khususnya kawasan Jawa tiada menolak terhadap budaya-budaya pendahulu yang telah mengisi relung keagamaan masyarakat Jawa. Sebagai contoh sederhananya dalam hal ini menyampaikan 7 Manfaat Puasa untuk Kesehatan Mental, dengan istilah “Sapta Jayabinangun.
Uraian penjelasannya dalam hal ini puasa tidak hanya memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh, akan tetapi puasa juga baik untuk psikologis seseorang yang menjalankannya. Ini karena puasa menuntut bagi yang menjalankannya untuk menghindari hal-hal yang buruk untuk dirinya. Sejumlah penelitian ilmu kesehatan telah menemukan bahwa puasa dapat memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan mental seseorang. Diantara 7 manfaat puasa untuk kesehatan mental tersebut antara lain:
1. Menumbuh kembangkan rasa empati
Arti menjalankan ibadah puasa bagi umat Islam adalah tidak boleh makan atau minum setelah waktu sahur hingga waktu berbuka. Ketika seseorang menahan haus dan lapar selama satu hari, maka secara tidak langsung pengalaman ini akan meningkatkan rasa simpati seseorang pada orang lain yang kekurangan makanan atau kondisi ekonominya dibawahnya. Simpati adalah salah satu perasaan peduli terhadap orang lain sehingga membuat orang lain merasa lebih baik atau bahagia. Dengan begitu, menjalankan ibadah puasa akan membuat seseorang lebih mudah untuk berbagi pada orang lain yang berkekurangan.
2. Dapat mengurangi risiko stres
Banyak hasil penelitian membuat suatu kesimpulan bahwa puasa bisa mengurangi risiko stress. Ini karena orang yang berpuasa memiliki kontrol dan penguasaan diri yang kuat. Kesadaran tersebut dapat mengurangi risiko stres. Terkait dengan hal itu, di dalam tubuh setiap orang terdapat kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon kortisol. Hormon ini disebut sebagai hormon stres. Dalam berpuasa, menjaga makan akan menjaga juga hormon kortisol yang berkaitan dengan respon tubuh saat stres. Dengan puasa hormon kortisol menjadi stabil sehingga dapat menekan tingkat stres. Beberapa studi menunjukkan jika hormon kortisol meningkat melebihi kebutuhan dapat menjadikan seseorang rentang terpapar kemarahan. Oleh karena itu, hadirnya makan dalam tubuh manusia pada waktu sahur maupun berbuka akan menurunkan kadar kortisol dalam darah. Hal ini karena tubuh terasa nyaman sehingga akan menurunkan stress.
3. Menjadikan mood selalu positif
Saat menjalankan puasa, diharuskan berusaha untuk menghindarkan diri dari hal-hal negatif. Dan menjadi kepercayaan bagi sebagai umat Islam, bahwa di bulan Ramadan semua kebaikan yang dilakukan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Kepercayaan tersebut membawa aura positif dalam diri seseorang dalam menjalankan puasa.
4. Meningkatkan kecerdasan emosional
Menjadi suatu keistimewaan tersendiri bagi sebagai manusia yang dikaruniai di dalam tubuhnya, terdapat banyak hormon yang dapat memengaruhi reaksi emosional. Termasuk hormon yang bertanggung jawab terhadap hawa nafsu. Misalnya nafsu melakukan kekerasan, amarah, hingga kekejaman. Ketika berpuasa, metabolisme hormon akan dipercepat, sehingga tidak sempat memengaruhi tindakan seseorang.
5. Meningkatkan kepercayaan diri
Seseorang yang berpuasa akan dipandang sebagai orang yang taat pada agamanya. Pandangan ini dapat meningkatkan kepercayaan dirinya. Ia pun akan lebih bersemangat untuk terus meningkatkan ibadah, terutama di bulan Ramadan.
6. Menghindarkan diri dari kebiasaan buruk
Puasa bisa membantu seseorang mengurangi kebiasaan buruk yang biasa ia lakukan. Mulai dari, berbohong, bergunjing, berbuat tidak adil baik bagi dirinya atau antar ssama dan lain-lain. Selain membentuk pola hidup yang sehat secara fisik, ini akan memengaruhi kondisi psikologis seseorang yang bisa menjalankan puasa dengan baik dan benar.
7. Menjadi obat gangguan mental
Dalam ilmu kesehatan tersebutkan bahwa puasa dapat memurnikan sel-sel tubuh, termasuk juga sel-sel otak. Sebagaimana dalam laman berita internasional pernah disampaikan bahkan, puasa dijadikan terapi perawatan untuk penderita skizofrenia. Dan, pada tahun 1972, seorang direktur dari Moscow Psychiatric Institute melaporkan bahwa terapi puasa sukses menyembuhkan lebih dari 7 ribu pasien penyakit mental, termasuk skizofrenia. Ini adalah suatu bukti kebenaran syariat agama Islam yang patut menjadi renungan bersama.
Simpulnya, banyak relasi nilai manfaat dari ibadah puasa yang kita jalankan dengan niat yang ikhlas dan benar. Sehingga “Sapta Jayabinangun” benar-benar kita dapatkan sebagai buah dari ibadah puasa tersebut. Dan, terakhir semoga ibadah puasa kita selama bulan Ramadan ini lancar dan bisa ketemu dengan bulan Ramadan tahun berikutnya….Aamiin
Oleh: Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I