LTNNU dan LESBUMI gelar pameran dokumentasi perjalanan komite Hijaz jelang acara puncak 1 abad NU

Surabaya, POIN NU – Menjelang puncak resepsi 1 abad NU pada 07 Februari 2023 Lembaga Taklif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) dan Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU menggelar pameran foto dan dokumentasi perjalanan komite Hijaz di Hotel Shangri-La Surabaya pada Ahad (5/02).

Kyai Jadul Maula, ketua Lesbumi PBNU menyampaikan pameran ini sekaligus sebagai soft launching buku “Komite Hijaz”, buku yang mengisahkan perjalanan KH Wahab Hasbullah dan Syekh Ghanaim Al-Amir sebagai utusan Nahdlatul Ulama yang ditugaskan bertemu Raja Ibn Saud di tahun 1928.

Menurut beliau buku yang dirilis oleh Lesbumi dan LTN NU tersebut salah satunya bertujuan untuk menguatkan kembali semangat berkhidmah di NU dengan belajar dari perjuangan muassis serta bagaimana proses perjalanannya di kapal, bertemu banyak orang, dan suka duka lainnya.

“Lesbumi menata manuskrip dokumen ekspedisi Komite Hijaz. Kami kumpulkan pelan-pelan, dan kami terbitkan bersama LTN NU,” lanjut Kiai yang juga seniman tersebut.

“Harapan pameran dan buku ini, justru ingin mendapat respon anak muda, anak milenial. Mereka berfoto dengan latar foto-foto pameran dokumen tersebut, share di medsos dan atau memberikan komentar, atau kesan. Ini akan menjadi menarik dan dapat mengingatkan para pemuda akan perjuangan para pendahulu, pejuang peradaban,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua PBNU KH Yahya Kholil Staquf menyampaikan, “ini adalah bahan-bahan penting (dokumen), bagian dari upaya penting. tapi ada yang tidak kalah penting dari manuskrip dan dokumen tersebut, yaitu narasi. Kita membutuhkan narasi.”

“Apa sebenarnya yang diperjuangkan beliau-beliau (para pendiri NU), dengan menemui raja baru Hijaz, yang melakukan perubahan besar-besaran dengan keras, upaya revolusioner, menguasai wilayah luas untuk satu keluarga,” tegas beliau.

Baca juga  Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat dan Safety Riding LKNU, LAZISNU dan LPBINU oleh RSI Siti Hajar Sidoarjo

“Ternyata di balik itu semua, beliau-beliau berjuang untuk mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama’. Maka kita melanjutkannya dengan narasi merawat jagad, membangun peradaban,” pungkas Kiai Yahya disambut riuh tepuk tangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *