Mindi Baru, Poin NU Porong. Gema lantunan sholawat terdengar berkumandang dipelataran masjid Al Ikhlas perumahan Mindi Baru Porong pada Sabtu malam (08/10). Ratusan jamaah nampak memadati area acara mulai dari anak-anak sampai dewasa. Kegiatan malam ini merupakan puncak acara peringatan maulid nabi Muhammad SAW tahun ini. Diawali dengan khitanan massal, santunan anak yatim hingga malam ini ditutup dengan gelaran sholawat nabi serta bazar maulid.
Pembacaan sholawat dipimpin oleh grup sholawat Anwarul Mustofa pimpinan KH Khozin Imam. Turut hadir pula habib Hadi Assegaf dari Mojosari Mojokerto. Ketua panitia acara, Sholehudin menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini merupakan kegiatan rutinan setiap tahun. “Alhamdulillah secara keseluruhan warga Mindi Baru sangat mendukung kegiatan semacam ini. Penggalangan dana dilakukan dengan tarikan sukarela dan donasi khusus dari para aghniya” tutur beliau.
Dikutip dari laman nuonline peringatan maulid Nabi Muhammad SAW adalah acara rutin yang dilaksanakan oleh mayoritas kaum muslimin untuk mengingat, mengahayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah. Menurut catatan Sayyid al-Bakri, pelopor pertama kegiatan maulid adalah al-Mudzhaffar Abu Sa`id, seorang raja di daerah Irbil, Baghdad. Peringatan maulid pada saat itu dilakukan oleh masyarakat dari berbagai kalangan dengan berkumpul di suatu tempat. Mereka bersama-sama membaca ayat-ayat Al-Qur’an, membaca sejarah ringkas kehidupan dan perjuangan Rasulullah, melantuntan shalawat dan syair-syair kepada Rasulullah serta diisi pula dengan ceramah agama. [al-Bakri bin Muhammad Syatho, I`anah at-Thalibin, Juz II, hal 364] Peringatan maulid Nabi seperti gambaran di atas tidak pernah terjadi pada masa Rasulullah maupun sahabat. Karena alasan inilah, sebagian kaum muslimin tidak mau merayakan maulid Nabi, bahkan mengklaim bid`ah pelaku perayaan maulid. Menurut kelompok ini seandainya perayaan maulid memang termasuk amal shaleh yang dianjurkan agama, mestinya generasi salaf lebih peka, mengerti dan juga menyelenggarakannya. [Ibn Taimiyah, Fatawa Kubra, Juz IV, hal 414].