Poin NU Porong – Barisan Ansor Serbaguna merupakan badan semi otonom dibawah naungan Gerakan Pemuda Ansor. Berdiri tahun 1934, di masa perjuangan aktif dalam melawan penjajah serta menumpas pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia. Pemberontakan oleh PKI ini terjadi pada tahun 1948 dan 1965.
Dimasa sekarang, perjuangan mengangkat senjata telah usai sehingga arah gerak lebih kepada perjuangan ideologi. Hal ini disebabkan maraknya penyebaran ideologi khilafah dipelopori oleh Hizbut Tahrir Indonesia serta organisasi-organisasi lain berideologi sama. Banser dan ansor secara tegas menyatakan bahwa NKRI harga mati.
Semua orang bisa menjadi anggota banser tetapi harus melalui jenjang kaderisasi mulai tingkat dasar sampai lanjutan. Jenjang pendidikan dan pelatihan kader khusus Banser terdiri dari:
- Pendidikan dan Pelatihan Dasar, selanjutnya disebut Diklatsar;
- Kursus Banser Lanjutan, selanjutnya disebut Susbalan; dan
- Kursus Banser Pimpinan, selanjutnya disebut Susbanpim.
Dalam kaderisasi, ditekankan kepada semua calon banser untuk senantiasa mencintai serta siap berjuang untuk bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka juga didoktrin bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang harus senantiasa dijaga.
Pada acara Lailatul Ijtima’ Lembaga Dakwah NU Porong Jumat (09/09/2022), kasatkoryon banser Porong M. Azis menyampaikan, tantangan menjadi banser adalah kita dituntut ikhlas untuk berkhidmat kepada Nahdlatul Ulama. Menjadi banser tidak ada apa-apanya murni lillahi ta’ala.
Kesulitan yang dihadapi saat ini yaitu membagi waktu antara keluarga, organisasi serta waktu untuk mencari nafkah. Mengatasi semua tantangan dan kesulitan tersebut, beliau melakukan pendekatan secara persuasif kepada calon kader banser. Mereka akan diarahkan bagaimana memiliki rasa ikhlas untuk berkhidmat kepada Nahdlatul Ulama.
Menurut sahabat Azis, menjadi anggota banser merupakan bukti nyata pengabdian kita kepada Nahdlatul Ulama. “Alhamdulillah saat ini Satkoryon Porong memiliki jumlah banser aktif kurang lebih sekitar 40 orang. Mereka semua sudah mengkuti Diklatsar” tutur beliau.
Pada akhirnya sahabat Azis menyatakan bahwa menjadi banser adalah sebuah pilihan. Banser merupakan contoh nyata pengabdian kita kepada Nahdlatul Ulama.