وَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْۢبِهٖٓ اَوْ قَاعِدًا اَوْ قَاۤىِٕمًا ۚفَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهٗ مَرَّ كَاَنْ لَّمْ يَدْعُنَآ اِلٰى ضُرٍّ مَّسَّهٗۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadan berbaring, duduk atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya dia kembali ( ke jalan yang sesat ) seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk ( menghilangkan ) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa mudah bagi orang-orang yang melampaui batas atas apa yang mereka kerjakan ( QS Yunus : 12 ).
Sifat dasar manusia yaitu sering melupakan keadaan dimana dia mengalami masa-masa sulit yang hanya mengandalkan Allah SWT semata. Seperti bani Israil yang mengalami penindasan oleh bangsa Mesir dibawah pimpinan Fir’aun selama bertahun-tahun, begitu mereka lepas dari penindasan Fir’aun maka mereka berpaling menyekutukan Allah SWT dengan menyembah patung anak sapi dari emas yang dihidupkan oleh Musa As-samiri. Demikian juga manusia saat ini, pada saat mengalami masa-masa yang sangat sulit dan hanya mampu bersandar kepada Allah semata ia akan menjadi orang yang taat. Akan tetapi dengan begitu mudahnya melupakan masa itu jika telah terlampaui.
Setiap insan manusia, pasti akan mengalami suatu hal yang disebut dengan takdir. Mau tidak mau, suka tidak suka semua orang akan mengalami suatu masa dimana ia akan mencapai usia tua. Untuk melewati masa itu, maka memerlukan pegangan yang berupa iman. Iman berasal dari kata aman yang berarti percaya. Kata iman berarti percaya kepada semua ketentuan Allah SWT. Seseorang yang memiliki keimanan dalam hatinya, maka dia tidak akan pernah takut karena ia akan yakin dan percaya bahwa Allah lah yang menjadi penanggungnya. Orang beriman akan selalu optimis dan tidak ada keresahan sama sekali dalam menjalani takdir Allah SWT.
Pengertian Iman juga disebutkan dalam hadits dari Umar bin Khatthab radhiyallahu’anhu, beliau berkata pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh Malaikat Jibril AS dan bertanya pada Rasulullah,
فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ
Artinya: “Beritahukanlah kepadaku apa itu iman.” Rasulullah menjawab, “Iman itu artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim).
Manusia tidak bisa memilih takdirnya untuk dilahirkan didunia melalui rahim siapa, berjenis kelamin apa, kaya ataupun miskin. Sehingga iman sangat diperlukan didalam menjalani kehidupan. Karena hanya dengan rasa iman yang kuat kepada takdir Allah SWT maka segala persoalan hidup akan terasa ringan karena itu semua sudah menjadi takdir atau ketetapan Allah SWT