JQHNU : Merawat jagad dengan bacaan Al Qur’an

Poin NU PorongJam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) merupakan salah satu badan otonom (banom) yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Banom ini merupakan organisasi yang menjadi wadah bagi qori’ (pelantun), ahli, dan penghafal Al-Qur’an dari kalangan Nahdliyin. Pembentukan jamiyyah ini diawali dengan kemunculan organisasi para ahli dan penghafal Qur’an di berbagai daerah, seperti Jam`iyyatul Huffazh di Kudus, Jawa Tengah; Nahdlatul Qurra’ di Jombang, Jawa Timur; Wihdatul Qurra’ di Sulawesi Selatan; Persatuan Pelajar Ilmu Qira’atul Qur’an di Banjarmasin; Madrasatul Qur’an di Palembang; dan Jam`iyyatul Qurra’ di Medan, Sumatera Utara.

Melihat potensi besar itu, KH Abdul Wahid Hasyim yang saat itu menjadi menteri agama mengumpulkan mereka pada Nuzulul Qur’an, tanggal 17 Ramadhan 1370 H atau bertepatan dengan 22 Juni 1950 M. Pertemuan diadakan dikediaman KH Abdul Wahid Hasyim yang membuahkan hasil penunjukan beberapa ulama untuk menyusun anggaran dasar serta anggaran rumah tangga. Dan tak lupa pula disusun rencana untuk segera menggelar kongres besar dalam waktu dekat. Para ulama yang terpilih juga bertugas untuk menghubungi para qurra’ dan huffadzh di tiap-tiap kota, wilayah serta propinsi untuk melengkapi susunan kepengurusannya. Pada hasil akhir pertemuan, terpilihlah KH Abu Bakar Aceh sebagai pemimpinnya.

Baca juga  JQHNU : Kafilah Porong Berhasil Menyabet 5 Piala Pada MTQ XXX Kabupaten Sidoarjo

Dalam waktu satu tahun (1951-1952) kepemimpinan KH Abu Bakar Aceh, organisasi JQH berhasil mengesahkan pengurus wilayah dari setiap propinsi serta membentuk 50 pengurus cabang JQH. Pada akhirnya organisasi JQH dipercaya untuk menyelenggarakan seleksi qori’ yang akan tampil di RRI serta menjadi anggota lajnah pentashih Al Qur’an Departemen Agama.

Dokumentasi pribadi. Khotmil Qur'an ranting NU Glagaharum
Dokumentasi pribadi. Khotmil Qur’an ranting NU Glagaharum

Di wilayah Porong giat aktifitas JQHNU juga sangat masif. Hal ini ditandai dengan adanya kegiatan safari khotmil Qur’an di tiap-tiap ranting. Seperti yang dilaksanakan diranting NU Kedungsolo dan Glagaharum. Padatnya aktifitas ibu-ibu tidak menghalangi semangat mereka untuk bertadarus Al Qur’an.

Di ranting NU Glagaharum misalnya, safari khotmil Qur’an diadakan setiap hari Kamis kliwon. Pada hari Kamis akan terbagi menjadi 4 majelis yaitu masjid Darussalam, mushollah Darun Ni’mah, TPQ Liwa’ul Chamdi serta mushollah Bachrul Ulum. Sedangkan dihari Jum’at terbagi menjadi 6 majelis yakni mushollah Baitul Muttaqin, mushollah Baiturrohim, mushollah birrul walidain, mushollah Al Ikhsan, mushollah Al Istiqomah serta mushollah Roudhotul Muta’allimin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *