POIN NU Porong. Satuan tugas (satgas) penanganan covid-19 sangat mewanti-wanti seluruh masyarakat dalam memaknai akhir pandemi. Pemerintah Indonesia dipastikan tidak akan latah dan gegabah untuk mencabut status pandemi tanpa didukung data yang valid. Juru bicara satgas covid-19 Wiku Adisasmisto menyampaikan bahwa untuk pencabutan status pandemi adalah kewenangan dari badan kesehatan dunia (WHO).
“Kesimpulannya kita perlu berhati-hati dalam memaknai akhir pandemi. Kita perlu melihat perspektif yang lebih luas dan lebih dalam dari aspek keseluruhan lapisan masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama bertanggung jawab mencegah terjadinya kenaikan kasus di kemudian hari,” kata Wiku dalam konferensi pers, Kamis (22/9).
“WHO sebagai badan dunia yang berwenang menentukan akhir pandemi. Dan tugas Indonesia ialah mempersiapkan semaksimal mungkin agar ketika dinyatakan telah berakhir kita tetap siap dengan skenario terburuk seperti terjadinya kasus di kemudian hari,” imbuhnya.
Wiku juga menyoroti tentang target capaian vaksinasi ketiga atau booster. Hal inilah yang menjadikan alasan pemerintah khawatir tentang kondisi covid-19 di Indonesia. Padahal menurutnya dengan vaksinasi booster maka masyarakat akan memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik dalam menghadapi transmisi covid-19.
Per tanggal 22 September, total capaian vaksinasi dosis satu mencapai 204.404.924 orang. Sementara vaksin dosis kedua 171.018.809 orang, dan dosis ketiga baru 62.968.993 orang atau 26,83 persen dari total sasaran 234.666.020 orang di Indonesia.
Hanya ada tiga provinsi yang sudah mencapai target vaksin ketiga diatas 50%, yaitu DKI Jakarta, Bali dan Kepulauan Riau. Pengaturan wajb booster yang dikeluarkan per tanggal 26 Agustus kemarin sepertinya belum cukup efektif untuk meningkatkan partisipasi vaksin booster. Sehingga perlu dilakukan kerjasama antara pemerintah daerah dengan stakeholder lainnya untuk menggenjotnya.
Tingkat angka kematian akibat virus corona di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan angka global. Sehingga menjadi PR pemerintah untuk melakukan pelacakan kontak perawatan pasien.
Menurut direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus baru-baru ini menyatakan bahwa akhir dari pandemi covid-19 sudah didepan mata.
(poinnu/ma)