Kecerdasan kosmik, 5.0 Potensi dalam diri kita

POIN NU Porong. Kecerdasan kosmik potensi diri. Pengetahuan adalah senjata yang mematikan (sekaligus menghidupkan), maka bekalilah dirimu dengannya. Begitulah kira-kira makna yang terkandung dari gambar tangan berisi peluru diatas. Tangan adalah salah satu potensi terkuat yang dianugerahkan Tuhan pada manusia. Pernahkah anda bertanya, mengapa terdapat lima jari disana?

Baca juga  ASWAJA CENTER : Kunci Dari Setiap Permasalahan Adalah Merelakan

Angka lima bukan hanya identik dengan rukun Islam dalam tradisi agama kita akan tetapi juga identik dengan perangkat sumber ilmu pengetahuan yang terhampar dalam kerajaan diri manusia yang mana biasa kita sebut dengan pancaindera. Lima jari bisa jadi melambangkan delegasi dari masing-masing indera yang mana telah melalui proses ;

  1. pengamatan (mata)
  2. penyerapan ( telinga)
  3. penimbangan (peraba)
  4. pengendusan (hidung)
  5. penghayatan ( lidah).

Setelah proses penyulingan data melalui lima perangkat diatas telah dirasa cukup, maka gerakan tangan dan kaki merupakan tahapan akhir sekaligus proses awal menuju pembuktian ekspektasi , asumsi-asumsi dan harapan-harapan. Dari sana manusia terus belajar dan berbenah dalam mengarungi lautan kehidupan yang maha luas ini.

Kesalahan, kealpaan, kekeliruan bahkan kebangkrutan bukan berarti akhir dari sebuah semuanya, justru itulah awal perkenalan kita terhadap hakikat kehidupan dimana semuanya memerlukan sebuah proses panjang layaknya seorang bayi yang sedang belajar berjalan. Ia harus belajar merangkak terlebih dahulu, kemudian berdiri dengan bantuan pihak-pihak disekitarnya, baru setelah pertumbuhan organ-organnya mulai matang dan pancaindera mulai aktif, maka tertatalah kesadarannya (Af’idah) sebagai cikal bakal manusia dewasa yang siap mengarungi samudera kehidupan yang tak terperikan ini.



Maka menikmati keindahan sistem semesta yang telah diprogramkan Tuhan kepada manusia melalui para utusan bukan lagi sebuah ritual kosong tanpa makna yang biasa kita sebut sebagai “AGAMA” , akan tetapi ia adalah proses perjalanan menuju ketercerahan, keluasan hidup, dan pembelajaran kolektif yang sayang jika kita abaikan begitu saja.

Seorang bijak bernama Yahya bin Mu’adz Ar Razi pernah mengatakan, Barang siapa mengenali potensi dirinya maka saat itulah ia mulai diberi mandat untuk bisa menata, mengarahkan serta mengontrol kehidupanya.

Semoga kita semua diberi kekuatan untuk terus rela belajar dalam mengarungi keluasan samudera ilmu yang terhampar dalam realitas ayat-ayat kauniyyah – Nya . Amin

Kecerdasan kosmik potensi diri

Porong, 03 November 2022

M. Sholah Ulayya (Pusat Studi Kecerdasan Kosmik Jatim).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *