Lailatul Qur’an PC JQHNU Sidoarjo, menghidupkan hati dengan kitab suci Al Qur’an

Poin NU Porong, Pimpinan Cabang Jamiyyatul Qurra wal Huffadzh Nahdlatul Ulama Sidoarjo menggelar acara lailatul Qur’an pada Minggu malam (01/01) dimasjid besar Al Fudhola Porong. Dihadiri seluruh pengurus PAC JQHNU beserta pengurus cabang dan jajaran tanfidziyah PCNU Sidoarjo acara yang dimulai bakda sholat isya’ ini berlangsung dengan penuh khidmat.

Lantunan merdu ayat-ayat suci Al Qur’an dibawa para qori’ dan qori’ah anggota JQHNU Porong. Diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Mars JQHNU dan Mars Subhanul Wathon rangkaian acara di isi dengan sambutan-sambutan.

Menyanyikan Mars Subhanul Wathon

“Nahdlatul Ulama ini sangat lengkap sekali strukturnya, para qori dan penghafal Qur’an ada badan otonom tersendiri yakni JQHNU. Selain JQHNU masih ada banom dan lembaga-lembaga lain yang harus terus bersinergi agar kita sebagai kader dan pengurus NU tidak berkecil hati,”tutur H. Sugiono ketua MWCNU Porong dalam sambutannya.

Beliau juga menyampaik motivasi kepada seluruh peserta yang hadir agar senantiasa bersemangat dalam berkhidmat kepada Nahdlatul Ulama. Acara malam ini tidak mungkin terselenggara tanpa kordinasi yang baik antara JQHNU, LTMNU dan sebagainya.

“Salah satu cara terampuh untuk menghidupkan hati-hati yang mati adalah dengan bacaan Al Qur’an. Jangan pernah ragu dengan kebenaran dan manfaat Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,”tutur H. Mudrofin ketua PC JQHNU Sidoarjo mengawali sambutannya.

“Saya mulai menikah dulu tidak bekerja, hanya fokus dengan Al Qur’an dan alhamdulillah semua kebutuhan hidup senantiasa dijamin oleh Allah SWT. Bahkan untuk naik haji sekalipun sudah ada yang mengajak,”kenang beliau sembari tersenyum.




Acara inti di isi dengan ceramah agam oleh ketua PCNU Sidoarjo KH.Zainal Abidin yang dalam pemaparannya menyampaikan bahwa hanya Nahdlatul Ulama yang memiliki banyak kader-kader penghafal Al Qur’an. Bahkan mirisnya banyak sekali kader-kader ini yang diambil oleh organisasi selain NU.

Baca juga  ISHARI meriahkan Istirohah jam'iyyah ranting Nahdlatul Ulama Wunut

“Oleh karena itu kita harus selalu rukun dan kompak dalam berorganisasi. Jangan sampai kader-kader terbaik kita para penghafal Al Qur’an diambil oleh mereka,”ajak beliau kepada hadirin.

Menjadi tugas bersama untuk mewujudkan kemakmuran serta kesejahteraan secara ekonomi bagi kader-kader penghafal Al Qur’an karena strategi terampuh organisasi selain NU untuk mengambil kader adalah dengan imbalan finansial yang besar.

Beliau berkisah bahwa memiliki rekan didaerah Saribumi Sidoarjo yang direkrut menjadi guru Al Qur’an disekolah terpadu. Tidak berselang lama hanya sekitar 2 bulan saja maka perangainya sudah berubah. Memakai cadar dan kerudung menjuntai lebar yang menjadi ciri khas organisasi diluar Nahdlatul Ulama.

 

 

Pewarta : Ulul Albab

Editor    : Miftachul Arif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *